Opini

Kyla Azalis Prasetio: Kekerasan bukan sebuah solusi yang tepat

92
×

Kyla Azalis Prasetio: Kekerasan bukan sebuah solusi yang tepat

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi - Kedamaian. /Rakyat45.com/Kyla Azalis Prasetio

Surabaya, Rakyat45.com – Belakangan ini, sedang ramai pembicaraan mengenai kasus ketua anak koas yang dipukuli karena memberikan jadwal jaga di saat libur natal dan tahun baru. Kasus ini bermula dari Lutfhi yang membagikan jadwal jaga koas disaat libur natal dan tahun baru kepada Lady Aurelia (mahasiswa koas junior).

Lady mengadu ke ibunya dan membuat ibunya mengajak Lutfhi bertemu untuk membahas jadwal jaga anaknya ditemani oleh supir ibu Lady, Datuk. Ditengah pembicaraan ibu Lady dengan Lutfhi, Datuk alias supir ibu Lady tersulut emosi karena reaksi Lutfhi yang dianggap tidak sopan terhadap ibu Lady, yang menyebabkan Datuk memukul dan terjadinya kekerasan kepada Lutfhi. Hingga akhirnya Lutfhi menjadi tersangka pada kasus ini.

Dari kasus ini banyak hal yang bisa kita dapatkan, terutama etika dalam berkomunikasi. Komunikasi bukan hanya proses memberikan dan penyampaian informasi melainkan bagaimana cara atau etika penyampaian dan sikap yang ditunjukan dalam proses tersebut.

Dalam kasus ini sudah terjadi kekerasan. Kekerasan yang terjadi dalam kasus ini bukan hanya pelanggaran terhadap hak asasi manusia, tetapi juga sebuah kegagalan dalam berkomunikasi.

Dalam dunia yang ideal, segala bentuk perbedaan pendapat atau ketidaksepakatan bisa diselesaikan dengan berbicara dan berkomunikasi untuk menemukan solusi dan titik tengah, bukan dengan kekerasan fisik.

Kekerasan dalam bentuk apapun tidak pernah menjadi solusi yang etis. Ini menunjukkan betapa pentingnya mengembangkan keterampilan komunikasi yang berbasis pada empati, saling pengertian, dan resolusi damai.

Kita bisa menarik beberapa pelajaran penting yang berkaitan dengan etika komunikasi dalam kasus ini. Komunikasi yang etis membutuhkan:

Keterbukaan dan Kejujuran: Dalam lingkungan kampus atau dunia profesional lainnya, penting bagi setiap individu untuk memastikan bahwa informasi yang dibagikan dapat dipahami dengan jelas dan diterima dengan baik pada semua anggota yang wajib tahu.

Dialog dan Empati adalah Kunci Penyelesaian Konflik: Komunikasi yang baik tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan informasi, tetapi juga untuk membangun saling pengertian. Sebelum mengambil tindakan atau merespons sesuatu, penting untuk memahami perspektif orang lain.

Kekerasan Tidak Pernah Bisa Dibenarkan dalam Komunikasi: Tidak peduli seberapa besar perbedaan pendapat yang ada, kekerasan fisik tidak akan pernah menjadi solusi. Semua pihak harus diingatkan untuk mengutamakan penyelesaian masalah secara damai dan melalui komunikasi yang konstruktif.

Hal-hal ini menjadi poin yang dibutuhkan dari setiap komunikasi yang berlangsung. Maka dari itu hal-hal ini dapat diterapkan untuk menghasilkan komunikasi yang baik, lancar sehingga tidak menimbulkan terjadinya kekerasan dalam komunikasi.

Ditulis oleh : Kyla Azalis Prasetio – Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Bisnis Media Universitas Ciputra Surabaya, Selasa, 07/01/2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *