Sleman, Rakyat45.com – Calon Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, melakukan kunjungan langsung ke Shelter Pintu Air Van Der Wijck dan Mataram, yang terletak di Desa Bligo, Ngluwar, Magelang, pada Rabu, 16 Oktober 2024, tepat pukul 00.00 WIB. Kedatangannya untuk menyaksikan proses pembukaan kembali Selokan Van Der Wijck, yang merupakan kesepakatan antara Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) dan para petani di Sleman.
Dalam tinjauannya, Danang Maharsa menekankan pentingnya pembukaan selokan ini agar berjalan lancar tanpa kendala, mengingat peran vitalnya dalam irigasi pertanian di wilayah Sleman.
“Pembukaan air saat ini baru sekitar 30 persen, dilakukan secara bertahap dengan pertimbangan teknis. Masyarakat harus memahami hal ini, dan saya akan memperjuangkan kepentingan mereka, terutama jika ada kewenangan di pemerintah pusat atau provinsi,” jelas Danang.
Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan Selokan Van Der Wijck dan Selokan Mataram yang menjadi tulang punggung pertanian di Sleman. Menurut Danang, masih banyak tantangan yang perlu diatasi dalam sistem irigasi di daerah tersebut.
“Masih banyak sadap liar yang harus ditertibkan agar debit air sampai di hilir tetap terjaga,” ujar Danang.
Mengenai kesepakatan penutupan selokan selama satu bulan penuh setiap lima tahun, Danang menyatakan dukungannya untuk menghindari konflik yang berulang. Ia juga mendorong agar semua pihak mengawal kesepakatan tersebut secara serius.
“Kita juga butuh komitmen dari para petani untuk segera mengadakan rapat koordinasi dalam 10 hari ke depan, agar bisa menentukan waktu yang tepat bagi BBWSSO melakukan perawatan dan renovasi selokan,” tambah Danang.
Danang mengingatkan bahwa penutupan Selokan Van Der Wijck oleh BBWSSO memiliki alasan kuat untuk perawatan dan renovasi, yang harus dipahami oleh semua pihak terkait.
Sebagai bagian dari program prioritasnya, Danang menyatakan komitmen kuat terhadap ketersediaan air bagi sektor pertanian di Sleman. Ia memperingatkan bahwa krisis air bisa berakibat luas, termasuk peningkatan kemiskinan di daerah tersebut.
“Sederhana saja, kalau petani tidak bisa menanam, dari mana mereka mendapat penghasilan? Kerugian akibat penutupan selokan bisa mencapai puluhan miliar,” jelas Danang.
Ke depan, ia berharap ada perencanaan matang lintas sektor untuk menjaga keberlangsungan irigasi pertanian di Sleman. Danang menambahkan bahwa Selokan Van Der Wijck dan Mataram yang sudah tua membutuhkan strategi baru untuk memastikan pasokan air yang cukup bagi pertanian.